Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidupmelek hurufpendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalahnegara majunegara berkembang atau negara terbelakangdan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN


KUANTITAS PENDUDUK

Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk dan susunan penduduk.
·         Jumlah penduduk.

Kaspersky Offline Update


Untuk update offline KIS 2012 dari folder...
berikut langkah-langkahnya :

Ular Mamba Hitam Bakal Menggantikan Morfin

Posisi morfin sebagai penghilang rasa sakit akan digeser oleh mambalgins yang berasal dari bisa ular mamba hitam.

ular mamba hitamUlar mamba hitam. (Thinkstock)

Telepon Genggam Beracun Bagi Manusia dan Lingkungan

Hasil penelitian menunjukkan, telepon terbaik pun masih penuh dengan bahan kimia berbahaya.

handphone,smartphoneIlustrasi handphone (Thinkstockphoto) 

Gigi Cermin Kesehatan Tubuh

Melalu gigi, kuman masuk dan bisa menyebabkan berbagai macam penyakit seperti jantung, ginjal, dan beberapa penyakit lainnya.

gigi,permen,bibir(thinkstockphoto)

Cuci Tangan Pakai Sabun Selamatkan Jiwa

Hanya dengan perilaku mudah dan murah seperti mencuci tangan, dapat mencegah diare, ISPA, atau pun penyakit kulit.

cuci tangan,air,sabun(thinkstockphoto)

ASEAN Studies Center Dikembangkan di Indonesia

ASEAN Studies Center dapat memperkenalkan ASEAN secara lebih mendalam kepada masyarakat Indonesia

asia tenggara,asiaPeta Asia Tenggara (Thinkstockphoto)
ASEAN Studies Center akan segera didirikan di Indonesia, tepatnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Pusat belajar Asia Tenggara ini diharapkan dapat mengenalkan ASEAN secara mendalam pada masyarakat Indonesia dan dunia.

Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kemenlu RI I Gusti Agung Wesaka Puja mengatakan, UGM dipilih sebagai ASEAN Studies Center karena memiliki banyak sumber daya manusia serta pakar yang mendalami ASEAN dengan baik dan utuh. Dengan demikian, para pakar ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran pada ASEAN.

ASEAN Studies Center diharapkan mampu meningkatkan peran Indonesia di Asia Tenggara. Juga akan menjadi cikal bakal kerjasama luar negeri untuk Indonesia. Pusat studi ini nantinya akan jadi sebuah institusi pembelajaran yang fokus pada isu-isu dunia seperti ekonomi, politik, dan keamanan.

"Kami berharap institusi pembelajaran ini bisa menjadi pusat pembelajaran bagi siapa pun yang ingin belajar tentang ASEAN. Selama ini belum ada pusat studi tentang ASEAN, sedangkan di belahan dunia lain sudah banyak pusat studi mengenai institusi-institusi lain," imbuhnya Puja saat ditemui beberapa hari lalu.

Rektor UGM Pratikno mengatakan, pendirian ASEAN Studies Center menjadi persiapan bagi Indonesia menghadapi tahun 2015 mendatang. Indonesia perlu persiapan ekstra agar lebih mampu berkontribusi dalam ASEAN dan layak menjadi pemimpin. Sementara itu, sebuah universitas juga memiliki kewajiban mempersiapkan kapasitas sumber daya manusia yang mencakup kemampuan teknik dan akademik.
Ditilik dari sisi pihak luar, ASEAN adalah kawasan yang harus harus bergerak dari tataran atas ke tataran bawah. Karena masyarakat harus dilibatkan dalam tiap kerjasama luar negeri.

“Melalui pusat studi ini, masalah-masalah negara-negara ASEAN bisaditerjemahkan dan menjadi jembatan antar masyarakat," ujar Duta Besar Kanada untuk Indonesia, HE MacKenzie Clugston.

Mengukur Polusi Udara dengan Layang-Layang

Proyek yang diberi nama "Float Beijing" ini tercetus karena kontroversi mengenai perbedaan hasil data statistik polusi udara di Cina.

layanglayang(thinkstockphoto)
Layang-layang merupakan salah satu tradisi kuno di Cina. Namun kini mahasiswa pasca sarjana Cina dan Amerika Serikat menyulap layang-layang menjadi alat modern yang dapat digunakan untuk memantau kualitas udara di langit Beijing.

Proyek yang diberi nama "Float Beijing" tercetus karena dilatarbelakangi kontroversi mengenai perbedaan hasil data statistik polusi udara di Cina yang terjadi beberapa bulan silam.

Layang-layang dicoba diterbangkan ke langit dengan membawa sensor polusi udara dan lampu LED berwarna-warni yang nantinya berfungsi menunjukkan tingkat kualitas udara. Ketika lampu yang menyala hijau artinya kualitas baik, kuning artinya rata-rata, merah menunjukkan tidak sehat, dan merah jambu artinya sangat tidak sehat.

Proyek ini mengalami peningkatan pembiayaan sebesar US$5000 (sekitar Rp 48 juta-an) dan sempat melakukan workshop pertamanya di Beijing pada Agustus silam. "Sensor ini cukup mudah untuk layang-layang sampai ke gunung. Dengan alat tersebut layang-layang membantu kami menemukan tempat terbaik setelah beberapa tes dilakukan," kata Deren Guler, kandidat master dalam bidang desain interaksi nyata di Carnegie Mellon University, Amerika Serikat.

Dalam proyek ini Guler bekerja sama dengan Xiaowei Wang, seorang calon master di bidang arsitektur landscape dari Universitas Harvard. Mereka mencoba mengembangkan layang-layang sebagai langkah solutif untuk memenuhi keinginan Pemerintah Cina untuk menciptakan alat yang dapat membaca polusi udara dengan lebih detail. Akhirnya tercetuslah  proyek "Float Beijing" yang memadukan antara tradisi Cina kuno dengan teknologi modern.

Wang juga mengajak perancang layang-layang lokal untuk ikut berkontribusi membuat rancangan layang-layang. Ajakan yang kemudian disambut antusias oleh para perancang layang-layang.
"Mereka menawarkan kami beberapa rancangan layang-layang dengan hiasan lampu yang mana dapat membantu kami bereksperimen. Dan mereka juga menawarkan untuk menjual modul yang kita miliki," kata Guler.

Workshop pertama di Beijing mengajarkan warga Cina bagaimana memasang sensor polusi udara di layang-layang. Layang-layang ini nantinya bukan hanya mampu mendeteksi dan menampilkan tingkat karbon monoksida dan senyawa organik yang mudah menguap, tetapi juga mengumpulkan dan menyimpan data.
Tak dapat dipungkiri, industrialisasi yang berkembang pesat di Cina membuat kualitas udara semakin buruk. Pemerintah setempat telah berusaha mati-matian untuk memperbaiki kondisi ini sejak Cina ditetapkan menjadi tuan rumah perhelatan Olimpiade Beijing 2008.

Isu ini kian memanas ketika beberapa bulan lalu warga Cina melihat perbedaan besar hasil polusi udara yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat dengan hasil yang dikeluarkan Pemerintah Cina. Hasil yang dikeluarkan Kedubes AS lebih buruk dibanding dari hasil pemantauan yang dilakukan Pemerintah Cina.

Rp28,8 Miliar, Harga Pembuka Lelang Tulisan Tangan Einstein

Tulisan tangan Einstein ditulis satu tahun sebelum kematiannya yang ditujukan untuk filsuf Yahudi, Eric B. Gutkind.

einstein,gravitasi,relativitas

Kepler-47, Sistem Planet Mengorbit pada 2 Bintang

Kepler-47 berjarak cukup jauh, sekitar 5.000 tahun cahaya di konstalasi Cygnus.

luar angkasa,tata surya,antariksaIlustrasi. (Thinkstockphoto)

Curiosity Abadikan Gerhana di Mars

Dari hasil foto tersebut, terlihat Matahari yang tertutup sedikit piringan. Piringan itu adalah bayangan dari Phobos.

mars science laboratory,msl ,curiosity,nasa,marsIlustrasi Mars Science Laboratory (MSL) atau Curiosity. (Thinkstockphoto)

Meteorit Langka dari Luar Angkasa Siap Dilelang

Di samping asal-usulnya yang eksotis dan digunakan untuk penelitian ilmiah, meteorit juga memiliki nilai keindahan.

meteor,bintang jatuh,meteoritIlustrasi meteor. (Thinkstockphoto)

Selesai, Prototipe Robot Pencari Es di Bulan

Prototipe Polaris, robot pencari es di Bulan, berhasil diselesaikan. Selanjutnya, ilmuwan kembangkan peranti lunaknya.

polaris,robot,bulanPrototipe Polaris, robot yang akan menjelajah kutub utara bulan untuk mencari es
.

Baumgartner, "Mati Rasa" Saat Pecahkan Rekor Penerjunan

Baumgartner, pilot dan penerjun payung profesional, berhasil memecahkan rekor dunia dalam hal ketinggian dan kecepatan penerjunan.

felix baumgartner,red bull stratos,helium,balon 

Entri Populer

Translate

Twitter

chat box